Kenali Jerawat Hormonal: Kapan Dia Muncul dan Cara Mengatasinya

Article Read Duration 4 menit membaca

Jerawat hormonal adalah jerawat yang muncul akibat terjadinya fluktuasi hormon. Fluktuasi hormon dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon, karena adanya hormon yang diproduksi dengan jumlah lebih banyak dari normal. Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan produksi sebum yang berlebihan pada wajah, yang berpotensi membuat pori-pori tersumbat, tingginya pertumbuhan bakteri, dan munculnya jerawat. 

Jerawat umumnya muncul pada waktu-waktu tertentu dalam hidup, seperti saat pubertas pada laki-laki dimana produksi hormon testosteron meningkat. Sedangkan wanita akan mengalami fluktuasi hormon pada waktu-waktu tertentu seperti saat menstruasi, berhenti mengonsumsi pil KB, kehamilan, serta saat perimenopause dan menopause yang dapat menyebabkan munculnya jerawat hormon pada wanita.  

Obat jerawat oles dapat digunakan untuk meredakan jerawat hormonal. Salah satu cara mengatasi jerawat hormon adalah dengan mengonsumsi pil KB yang akan membantu menyeimbangkan hormon sehingga kulit Anda kembali bersih dari jerawat.

Apa itu Jerawat Hormonal? 

Jerawat hormonal adalah masalah yang terjadi ketika fluktuasi hormon dalam tubuh menyebabkan ketidakseimbangan. Situasi ini biasanya terjadi ketika ada peningkatan produksi hormon tertentu, seperti androgen, yang melebihi tingkat normal. Hormon-hormon ini mempengaruhi kelenjar sebaceous, yang memproduksi sebum, minyak alami yang melindungi dan melembapkan kulit. Ketika produksi sebum meningkat secara berlebihan, itu dapat menyumbat pori-pori bersama dengan sel-sel kulit mati. Ini menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri penyebab jerawat, seperti Propionibacterium acnes, yang dapat memicu reaksi peradangan di kulit dan membentuk jerawat.1

Penyebab Jerawat Hormonal 

Jerawat hormonal terutama dipicu oleh hormon androgen, termasuk testosteron, yang meningkatkan produksi sebum. Meskipun androgen dianggap sebagai hormon pria, mereka juga hadir dalam tubuh wanita dalam jumlah yang lebih kecil. Fluktuasi atau dominasi androgen dapat mengganggu keseimbangan hormon lain, seperti estrogen dan progesteron, menyebabkan peningkatan produksi sebum. 

Situasi ini diperparah selama periode tertentu dalam siklus kehidupan, terutama pada wanita, seperti selama pubertas, sebelum menstruasi, selama kehamilan, dan sekitar menopause. Selain faktor hormon, genetik dan faktor lingkungan juga dapat memainkan peran dalam munculnya jerawat hormonal.2

Ciri-ciri Jerawat Hormonal dan Faktanya 

Jerawat hormonal biasanya muncul di sekitar garis rahang, dagu, dan leher. Ciri khas lainnya termasuk munculnya jerawat yang dalam dan sakit saat disentuh. Jerawat ini cenderung muncul dan menghilang sesuai dengan fluktuasi hormon, misalnya, memburuk sebelum menstruasi dan membaik setelahnya. Studi menunjukkan bahwa sekitar 85% wanita melaporkan peningkatan jerawat sebelum menstruasi, menunjukkan keterkaitan langsung dengan fluktuasi hormon. Wanita juga mengalami perubahan jerawat selama kehamilan dan menopause, yang semuanya menandakan perubahan hormon sebagai faktor utama.

Cara Mengatasi Jerawat Hormonal 

Pengelolaan jerawat hormonal melibatkan pendekatan multifaset yang mencakup perubahan gaya hidup, perawatan kulit, dan intervensi medis. Pola makan sehat, kaya akan antioksidan, vitamin, dan mineral, dapat membantu mengurangi peradangan dan mendukung kesehatan kulit. Mengurangi stres juga penting, karena stres dapat meningkatkan produksi hormon seperti kortisol, yang selanjutnya dapat memperburuk jerawat. Rutinitas perawatan kulit yang tepat, menggunakan produk yang dirancang untuk kulit berjerawat, dapat membantu mengurangi sebum dan membersihkan pori-pori. 

Dalam beberapa kasus, intervensi medis mungkin diperlukan. Pil KB, yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, dapat membantu menyeimbangkan hormon dan mengurangi produksi sebum. Terapi anti-androgen, seperti spironolakton, dapat mengurangi efek androgen pada kulit. 

Namun, penggunaan obat-obatan ini harus dibawah pengawasan dokter, mengingat potensi efek samping dan kontraindikasi. Selain itu, konsultasi dengan dokter kulit dapat menyediakan opsi pengobatan yang lebih spesifik, seperti terapi laser atau peeling kimia, yang dapat membantu mengatasi jerawat yang parah atau persisten. 

1Elsaie, M. L. Hormonal treatment of acne vulgaris: an update. CCID. Retrieved March 20, 2024, from https://www.dovepress.com/hormonal-treatment-of-acne-vulgaris-an-update-peer-reviewed-article-CCID

2Carmina, E., Dreno, B., Lucky, W. A., Agak, W. G., Dokras, A., Kim, J. J., Lobo, R. A., Ramezani Tehrani, F., & Dumesic, D. (2022). Female Adult Acne and Androgen Excess: A Report From the Multidisciplinary Androgen Excess and PCOS Committee. Journal of the Endocrine Society, 6(3), bvac003. https://doi.org/10.1210/jendso/bvac003. Accessed 20 Maret 2024.

KOMITMEN
KEAMANAN KAMI

Standar keamanan yang melampaui regulasi kosmetik internasional.